Senin, 29 November 2010

Yakitori

Sate termasuk salah satu makanan paling populer di Indonesia. Banyak daerah di Nusantara ini memiliki menu sate. Oleh karena itu Anda mengenal sate padang, sate madura, sate banjar, sate betawi, sate maranggi, sate blora, sate ponorogo, dan lain sebagainya. Jenis dagingnya pun beragam, dari ayam hingga penyu, dari kerang hingga torpedo. Sajian tersebut dapat Anda peroleh dengan mudah, dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah.

Namun pernahkah Anda mendengar tentang sate Jepang? Sate Jepang yang juga disebut yakitori, tidak jauh berbeda dengan sate yang ada di Indonesia. Cara memasaknya juga dengan cara dibakar, dengan beraneka macam daging, tak beda dengan sate khas Indonesia.

Meskipun banyak memiliki kesamaan, perbedaan antara sate khas Indonesia dan yakitori juga cukup mencolok. Makanan di Jepang umumnya diolah dengan cara dan bahan yang sehat. Hal ini juga diterapkan dalam pembuatan yakitori. Jika sate yang biasa kita kenal adalah sate yang banyak mengandung kecap dan minyak, yakitori tidak banyak mengandung minyak dan lebih mengutamakan penggunaan garam.

Bahan dasar yakitori sendiri adalah ayam, sesuai makna kata tori yang artinya ayam. Semua bagian dari ayam, seperti paha, kulit, hati, dan lain sebagainya, bisa digunakan untuk yakitori. Di Jepang, sate ayam ini lalu dibakar di atas arang kayu. Kualitas arang kayu ini menentukan cita rasa satenya. Arang kayu yang keras dan aromatik menghasilkan sate yang lebih lezat, daripada arang kayu yang lebih murah, atau yang dipanggang di atas kompor gas dan pemanggang elektrik. Sebagian penjual yakitori menggunakan ayam buras (jidori), yang lebih alot daripada ayam biasa, tetapi lebih punya cita rasa.

Di negara asalnya, yakitori populer di kalangan pekerja kantoran kelas menengah sebagai jajanan sepulang kantor dalam perjalanan ke stasiun kereta. Yakitori banyak dijual di yakitori-ya, (restoran atau stan-stan makanan di pinggir jalan). Kerap kali selain dicelup dengan saus barbeque (sebelum dipanggang), daging ayam tersebut juga disiram dengan bir dingin. Wow... seperti apa, ya rasanya? Mereka mengakhiri hidangan tersebut dengan menenggak sake.

Sumber : Eka.D kompas.com - banjarmasinpost.co.id

Lihat juga:
Burger King
Wine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar