Jumat, 05 November 2010

Sate Klopo

Berkunjung ke Surabaya, Jawa Timur, belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi aneka kuliner khas Kota Pahlawan itu. Pengunjung bisa mendapati beragam jenis jajanan tersebut di sudutsudut kota. Salah satunya adalah Sate klopo ondomohen Ibu Asih.

Sekilas, hidangan itu tidak berbeda dengan sate pada umumnya yang berbahan dasar daging kambing atau ayam dan dimasak dengan cara dibakar di atas arang panas. Namun, ada yang unik dari sate klopo ondomohen tersebut. Sate berbahan dasar daging sapi itu dibalur parutan kelapa.

Itulah sebabnya hidangan itu disebut dengan sate klopo (kelapa). Penyajian hidangan semakin menarik dengan tambahan nasi yang ditaburi poya, yaitu sejenis serundeng atau parutan kelapa yang disangrai. Untuk menyantap sate klopo ondomohen, konsumen bisa mampir ke warung makan Ibu Asih di Jalan Walikota Mustajab No 36.

Lokasi warung cukup strategis karena berada di kisaran pusat kota serta di pinggir jalan yang rimbun dengan pepohonan. Sembari menikmati sate klopo, konsumen bisa merasakan sejuknya udara di sekitar warung makan. Ibu Asih, sang pemilik warung makan, mengisahkan awalnya menu sate klopo itu hasil racikan mertuanya, Zaenab, yang berasal dari Madura.

Pada 1940-an, Zaenab berkeliling di seputar kawasan Genteng Kali hingga Kali Asin untuk menjajakan sate klopo yang digendongnya. “Baru pada 1945, beliau berjualan menetap di tepi Jalan Walikota Mustajab, di depan Gang Ondomohen, selama 42 tahun,” ujar Asih yang merupakan generasi kedua penerus bisnis kuliner laris itu.

Setelah sang mertua “pensiun” dari bisnis kuliner, Asih melanjutkan usaha tersebut pada 1998. Lambat laun pelanggan warung sate Asih terus bertambah, dan hidangan satenya laris manis diserbu konsumen. Keuntungan dari berjualan sate itu, kata Asih, ditabung sedikit demi sedikit untuk membuka warung makan yang lebih permanen.

Pada Mei 2010, Asih berhasil mendapatkan tempat seluas 50 meter persegi yang dia beli dengan harga 1 miliar rupiah. Meski terkesan sederhana, depot Ibu Asih yang buka dari pukul 6.30 WIB hingga 23.00 WIB itu mampu menyajikan suasana yang nyaman bagi pengunjung.

Apalagi dengan dilengkapi sebuah televisi LCD berukuran sedang yang ditempelkan pada dinding depot, pengunjung semakin merasa terhibur. Suasana tempat makan memang kerap memengaruhi selera ketika menyantap makanan. Makanan yang lezat plus suasana tempat makan yang asyik tentunya akan membuat pengunjung benar-benar merasa terpuaskan.

Kedua hal itu, makanan yang nikmat serta tempat makan yang nyaman, tampaknya bisa didapati di depot Ibu Asih. Coba saja sate kelapanya yang renyah ditambah dengan bumbu spesial yang benar-benar menggoyang lidah. Menurut Asih, bumbu sate yang diracik dari kacang tanah asli Tuban, Jawa Timur, itu plus bumbu rahasia, menjadikan sate kloponya terasa spesial.

“Kacang Tuban dipilih karena rasanya manis dan gurih,” tutur dia. Rasa bumbu sate klopo memang benar-benar lezat. Karenanya, tidak heran apabila konsumen kerap menggadonya meskipun sate dan nasi telah ludes disantap. Selain sate kelapa yang berbahan daging bagian lulur dalam, para pencinta sate bisa mencoba sate usus, sate sumsum, dan sate otot.

Untuk urusan harga, konsumen tidak perlu khawatir karena cukup terjangkau. Harga 10 tusuk sate hanya 15 ribu rupiah. Jika pengunjung ingin mencicipi sate kelapa tanpa lemak, cukup merogoh kocek 16 ribu rupiah. Sate otot harganya 16 ribu rupiah, sate usus 15 ribu rupiah, dan sate sumsum 17 ribu rupiah.

Bila menikmati sate dengan sepiring nasi, pengunjung tinggal menambah 3 ribu rupiah. Menikmati sate bisa pula dengan tambahan sebungkus lontong yang dihargai 2 ribu rupiah. Berbicara rasa sate, hmmm… benar-benar mantap. Satu tusuk sate kelapa yang terdiri dari dua potong daging berukuran setengah ibu jari orang dewasa dan sepotong gajih (lemak) yang dibakar dengan tingkat kematangan pas terasa empuk, nyaris selunak daging kornet. (koran Jakarta)

Lihat juga :
Ice cream
Soto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar